Secangkir kopi selepas makan

Seperti biasa selepas makan siang di kantor, aku selalu menyempatkan untuk membuat kopi. Selalu kubawa alat French Press ke kantor. Lalu kumasukkan 2 sendok makan kopi ground Vietnam, yang dibelikan oleh ibuku saat berwisata ke sana. Kumasukan air panas untuk menyeduhkan ground kopi yang sudah ada di dalam pot French Press.  Aroma kopi yang enak pun langsung begitu saja menyeruak di hidungku. Lalu aku menekan coffee plunger-sampai ke dasar pot, dan jadilah kopi bersih tanpa ampas. Menurutku alat French Press ini cukup jenius. Jauh lebih cepat dibanding jika menyaring menggunakan Coffee dripper. Lalu kutuangkan kopi bersih itu ke dalam gelas keramik favoritku, hasil designku sendiri, bergambarkan sketsa kota tua di Malaka saat aku berkunjung ke sana. Dan kebiasaan favoritku adalah menambah 2 sendok gula, dan jadilah segelas kopi  perfect  untuk menemani jam kerja yang masih ada sekitar 5 jam lagi.

Kopi yang sedang kuminum adalah jenis dari arabika. Bagi pencinta kopi mungkin sudah tahu, bahwa secara garis besar ada 2 tipe jenis kopi, yakni arabika dan robusta. Kopi arabika pada awalnya berasal dari hutan di dataran tinggi di Ethiophia, Afrika.  Jenis kopi ini merupakan jenis yang paling banyak diproduksi, hampir 70 persen dari total produksi kopi di dunia.  Jadi saat ini aku sedang meminum kopi yang cukup  happening bagi orang-orang peminum kopi. Kopi jenis ini tidak terlalu pahit, terlebih lagi karena aku menambahkan gula. Kandungan kafeinnya pun tidak terlalu banyak. Butuh 7 tahun bagi tanaman kopi arabika untuk menjadi mature. Tanaman kopi dari jenis ini dapat tumbuh di lingkungan yang dingin, namun tidak yang beku. Suhu paling baik untuk pertumbuhan tanaman jenis kopi ini adalah antara 15 sampai dengan 25 derajat celcius. Berbeda dengan robusta tanaman kopi arabika lebih suka untuk tidak langsung terkena matahari. Kopi arabika cukup sulit untuk dikembangbiakkan. Tiap pohon dapat menghasilkan 0,5 sampai dengan 5 kg biji kopi, tergantung dari karakter masing-masing pohon dan keadaan lingkungan. Karena lebih sulitnya untuk menanam kopi jenis ini, maka harga kopi ini pun lebih mahal dan seringkali dianggap lebih superior dari rekannya, robusta.

Meskipun lebih murah, namun kopi robusta dengan kualitas tinggi juga bisa sangat enak. Kopi robusta memiliki karakteristik rasa yang lebih kuat dan tajam. Tentunya lebih pahit dan kadar kafeinnya bisa 2 kali dari kopi arabika. Rasa yang kuat inilah yang terkadang menjadi pilihan, dikarenakan mungkin lebih terasa jantan. Kopi robusta juga sering dipakai dalam racikan kopi kopi di Italia untuk membuat espresso, dikarenakan karakteristik rasa yang lebih full bodied  dan dapat membentuk crema yang lebih baik. Kopi ini juga lebih baik untuk mem boost energy dikarekanan kadar kafeinnya yang lebih  banyak. Tanaman kopi ini pun lebih resistant  terhadap hama sehingga lebih mudah untuk dikultivasi.

Dikarenakan harganya yang lebih mahal, kopi instan kebanyakkan menggunakan kopi robusta sebagai ingredients-nya. Meskipun ada juga yang memix antara arabika dan robusta sehingga terkesannya lebih mewah. Entah sedikit apa kandungan arabika yang ditambahkan. Inilah yang dinamakan teknik marketing, selama masih ada kandungan, biarpun sedikit sekalipun akan tetap diumbar supaya dapat meningkatkan value dari produknya.

Terlepas dari itu, sebagai orang yang peminum kopi berat, aku menikmati kedua-duanya baik robusta dan arabika. Saat aku membutuhkan kadar kafein yang tinggi, dan membutuhkan rasa yang lebih kuat di kopiku. Atau mungkin lagi sedang malas jadi kepingin meminum kopi yang instan saja, maka kopi seperti kapal api, nescafe klasik menjadi pilihanku. Terlepas efek kafein itu sendiri sekarang sudah tidak ada pada diriku. Seringkali aku tertidur segera setelah meminum kopi.. Namun bila aku sedang ingin menikmati kopi dengan rasa yang lebih kompleks alih alih kuat dan pahit, maka di situlah saat aku men-french press ground kopi arabikaku. Rasa memang mungkin adalah pilihan. Kopi mahal yang dibuat dengan mesin kopi yang mahal, terkadang tetap saja tidak bisa mengalahkan abang-abang yang sudah kepincut dengan cita rasa kopi Kapal Api, yang harganya bisa sepersepuluhnya. Bagiku entah kopi mahal Starbuck atau kopi sachet Kapal api, yang penting adalah bisa kunikmati secangkir panas-panas selepas makan siang apalagi kalau suasana sedang hujan. Sungguh nikmat!

Komentar