Review Movie - Logan

"Nature made me a freak. Man made me a weapon. And God made it last too long. - Logan"

Salah satu karakter dari X-Men yang paling terkenal, Logan atau biasa juga disebut Wolverine akhirnya dibuatkan sekuel yang mungkin merupakan yang terakhir, yang diberi judul Logan. Sesuai dengan judulnya, sekuel terakhir ini menfokuskan plotnya terhadap kehidupan Logan di masa depan, tahun 2029, dimana adamantium ( yang merupakan logam yang membentuk cakar di tangannya) memberikan efek racun yang membuat tubuhnya menjadi melemah. Simple-nya bias dikatakan bahwa akhirnya Sang Wolverine menua. Di masa itu jumlah manusia mutan sudah sangat berkurang, dimana kelahiran mutan baru menjadi sangat jarang. Logan sendiri sekarang berprofesi sebagai supir mobil limousine dimana dia tinggal di pabrik terbengkalai di pinggiran kota Meksiko, bersama dengan Professor Charles Xavier yang sudah berumur 90 tahun dan mengidap penyakit neurodegenerative membuatnya sering kehilangan kontrol dan membahayakan orang-orang dengan kemampuan telekinesisnya. Tinggal bersama mereka Caliban, seorang mutan albino yang memiliki kemampuan men-track jejak mutan lainnya.
 
Sebenernya dapat dikatakan Logan sudah pensiun menjadi Wolverine, sampai suatu hari dia didatangi oleh Gabriella, seorang suster untuk perusahaan bioteknologi Alkali Transigen. Gabriella meminta Logan untuk menolongnya dan putrinya, Laura untuk mengawalnya menuju suatu tempat di North Dakota yang dinamakan "Eden". Logan pun awalnya menolaknya, namun dengan diimingi uang yang cukup banyak akhirnya pun ia setuju. Namun saat ia hendak menghampiri Gabriella, ternyata ia sudah dibunuh. Namun Laura berhasil kabur dan ikut dengan Logan ke tempat persembunyiaannya. Ternyata mereka berhasil dibuntuti oleh Donald Pierce, kepala keamanan Alkali Transigen yang berusaha untuk menculik Lauran. Setelah perperang brutal, Logan, Xavier dan Laura berhasil untuk kabur. Namun  Caliban berhasil disandra, dan dipaksa untuk meng-track  keberadaan Laura.
 
Inti film ini bercerita mengenai misi terakhir Logan menjaga Laura dari pengejarnya dan berusaha untuk menuju ke tempat yang dinamakan "Eden" di North Dakota, biarpun sebenernya Logan tidak mempercayai tempat itu ada, dan mengganggap bahwa Laura telah tertipu oleh buku komik Wolverine yang selalu dibawanya. Berbeda dengan film-film X-Men terdahulu, di sini sosok Wolverine lebih manusiawi, struggle dengan penyakit yang menggerogotinya. Akting Hugh Jackman, dengan tentunya dengan efek rambut yang diputihkan, cukup menggambarkan rapuhnya sosok Wolverine yang beranjak "tua". Sebenernya tidak lagi adanya sosok Wolverine, sosok pahlawan anggota X-Men yang memiliki kemampuan regenerasi mumpuni yang membuatnya tidak bisa mati dan dengan cakar adamantiumnya, yang mampu melawan orang-orang jahat yang mengancam keselamatan bumi. Di sini lebih digambarkan Logan, sosok manusiawi dibalik Wolverine, yang mengalami peran batin, dimana di satu sisi berusaha untuk menghilangkan identitasnya sebagai Wolverine dan tidak ingin terikat dengan siapapun, karena sepengalamannya semua yang dekat dengannya celaka. Namun di sisi lain, melihat bahwa Laura sebagai mutan jenis Wolverine yang sama dengannya, membuat sisi " Orang tua"nya muncul dan membuatnya mati-matian untuk menjaganya meskipun tubuhnya sudah tidak sehat. Dengan diberikan rating " R" film ini cukup sadis, dengan banyak menampilkan adegan brutal, seperti kepala orang yang putus, tangan putus, atau tubuh orang yang tercerai berai. Sosok Logan pun kali ini jauh lebih serius. Meskipun tetap ada beberapa adegan yang bisa mengundang tawa. Tentunya dengan nuansa film yang jauh lebih dark, film ini tidak cocok untuk ditonton oleh anak kecil. Dengan rating R sang sutradara pun jadi lebih leluasa untuk menampilkan sosok Logan yang jauh lebih realistis, sebagai seorang "beast" dengan cakar yang dapat merobek orang dengan sekali tebas. Batas-batasan penampilan kekerasan pun cukup "diguncang" oleh sang sutradara, dengan menampilkan kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak. Meskipun diceritakan bahwa anak-anak itu merupakan hasil produk dari experiment untuk membuat prajurit yang tak terkalahkan, dimana mereka diajarkan untuk tidak beremosi dan tanpa belas kasihan. Hal itu sebenernya cukup dapat menjustifikasi penampilan kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak, dimana dengan menganggap bahwa mereka sebenernya cuma boneka yang dibuat tana emosi. Namun hal ini jadi bertentangan ketika Laura dan anak-anak lainnya ternyata cukup memahami mana yang baik dan aman yang buruk yang merupakaan hal yang harusnya tidak mungkin ada bila dari awal mereka deprogram untuk tanpa emosi. Terlebih lagi di adegan terakhir dimana Laura menunjukkan kesedihan atas kematian Logan dan menunjukkan keterikatan  dengan menganggapnya sebagai Ayahnya. Hal ini menjadi kurang masuk akal, mengingat bahwa dia baru saja mengenal Logan, dan meskipun sebenernya Laura dibuat dengan DNA dari Logan dan memiliki kharakteristik mutan yang sama, namun hal ini tentu tidak dapat menjustifikasi bagaimana mungkin Laura punya keterikatan emosi dengan Logan.
 
Film Marvel ini bisa dikatakan cukup unik, karena bukan hanya menunjukkan aksi- aksi keren ala superhero namun juga dapat mengaduk ngaduk perasaan kita. Mungkin setelah menonton film ini kalian akan merasa malu, bagaimana mungkin film yang diangkat dari kartun superhero ini mampu membuat anda menangis! Akhir kata menurutku ini merupakan salah satu film Marvel terbaik, karena kemampuannya untuk membuat perasaan bercampur aduk, selain tentunya menampilkan aksi aksi pertarungan superhero yang tentunya sangat seru untuk ditonton. Aksi-aksi yang lebih sadis juga merupakan point plus bagiku karena jauh lebih realistis dan lebih dark, namun hal ini juga merupakan point negative karena jadi tidak ramah untuk ditonton oleh anak-anak. Selain itu pengembangan karakter, terutama Laura yang menurutku kurang, dimana mendadak ia bisa memiliki keterikatan emosi dengan Logan.


Komentar