Dasar- Dasar Fotografi

Dengan semakin canggihnya teknologi masa kini, dunia fotografi bukan menjadi milik orang-orang tertentu saja. Hampir semua orang sekarang dapat menfoto. Kemajuan teknologi membuat orang menjadi lebih mudah dalam mengambil gambar. Semuanya bisa serba auto. Terlebih lagi harganya juga tidak terlalu mahal. Kamera poket sekarang bahkan ada yang harganya di bawah 1 juta rupiah saja. Era digital juga membuat tidak perlunya lagi memprint hasil foto. Hasil foto dapat diedar melalui internet dan diupload di media sosial, sebagai pengganti buku album foto jaman dulu. Kemudahan adalah salah satu modal awal yang membuat orang banyak menjadi suka fotografi. Tidak seperti dulu yang semuanya serba manual, kamera sekarang semuanya bisa serba otomatis. Namun kembali lagi seiring dengan orang semakin suka dengan dunia fotografi, semakin rasa taunya untuk mengenal lebih jauh. Dari yang awalnya menyerahkan semua kepada kehendak kamera, sampai pada akhirnya tergelitik juga untuk lebih mengeksplor fungsi manual kamera. Dari yang awalnya cuma memakai kamera handphone, sampai akhirnya tergelitik untuk memiliki DSLR sampai dengan medium format. Tentunya hasil foto bagi orang yang memahami seluk beluk fotografi akan dapat lebih dikontrol dan hasilnya secara umum akan lebih memuaskan.

Untuk dapat memahami fotografi tentunya perlu mengenal mengenai seluk beluk kamera. Berikut adalah tipe tipe kamera yang umum beredar saat ini


  • DSLR (Digital Single Lens Reflect Camera). Merupakan benchmark kamera pro di pasaran. Menggunakan mekanisme refleksi kaca single, Jadi intinya cahaya akan masuk dari lensa luar lalu dipantulkan oleh kaca dalam ke viewfinder dan ke sensor kamera. Jadinya fotografer akan melihat (melalui viewfinder) gambar yang nantinya akan sama dengan yang ditangkap oleh sensor kamera. Keunggulan DSLR yang sampai saat ini masih sulit untuk dikalahkan oleh kamera lain adalah kecepatan pengambilan gambar. DSLR merupakan sarana untuk belajar fotografi yang paling lengkap dikarenakan fungsi manualnya yang lengkap, serta ukuran sensor yang cukup besar yang berarti dapat menghasilkan gambar yang cukup profesional. Lensa kamera DSLR juga dapat diganti. Contoh paling terkenal untuk kamera jenis ini adalah Canon 5 D series, Canon 1 DX series, Nikon D4, Sony Alpha 99
  • Mirrorless camera. Merupakan kamera yang sedang happening dewasa ini. Berukuran lebih kecil dikarenakan tidak menggunakan mekanisme kaca seperti di DSLR, ukuran menjadi salah satu advantage jenis kamera ini dibanding dengan kamera DSLR. Ukuran sensor yang cukup besar, dan dapat diganti lensanya merupakan salah satu keunggulan yang ditawarkan, selain tentunya ukuran body yang cenderung lebih kecil dibanding DSLR. Modelnya juga cukup cantik, sehingga lebih dapat memikat pangsa pasar wanita. Bahkan sekarang sudah ada kamera mirrorless dengan ukuran sensor medium format seperti Fujifilm GFX50 yang baru-baru ini launching prototypenya. Ada juga Hasselblad XID yang sudah terlebih dulu masuk ke kancah medium format mirrorless. Contoh lain untuk kamera jenis mirrorless  yang terkenal adalah Fujifilm XT1 and XT10, Fujifilm XM 1, Sony a 5000
  • Bridge camera/ Superzoom camera. Banyak orang yang mungkin kurang familiar dengan tipe ini, dan banyak juga yang salah menyangkan bahwa ini adalah DSLR. Memang banyak yang bentuknya seperti DSLR, namun ini bukanlah DSLR, melainkan tipe kamera kompak. Ukuran sensornya kecil, biasanya sama dengan kamera poket biasa, namun bodynya cenderung besar ( bahkan ada yang sebesar DSLR entry level. Badan yang besar diperlukan dikarenakan ukuran lensanya cenderung lebih besar, dikarenakan zoom kamera ini yang bisa gila-gilaan. ada yang sampai dengan 50 kali zoom atau setara dengan 2000 mm lens untuk kamera 35 mm. Tentunay tidak bisa diharapkan hasil foto yang sangat bagus seperti DSLR, dikarenakan sensor kamera yang cenderung kecil. Contoh kamera jenis ini: Nikon P 900, Fujifilm HS series, Leica v-Lux 4
  • Compact camera. Kecil, feature yang mudah dan fully auto. Itu adalah ciri-ciri kamera compact. Dinamakan compact karena diharapkan dapat dimasukkan ke dalam saku. Biarpun dewasa ini compact premium camera memiliki ukuran yang kurang nyaman untuk dapat dimasukkan ke saku. Dulu compact camera cenderung dengan streotype ukuran sensor yang kecil. Namun sekarang high end compact bahkan ada yang sampai full frame seperti sony RX1. Mungkin yang bisa masih membedakan tipe ini dengan yang lain adalah bahwa lensanya tidak bisa diganti atau fixed lens, dan zoomnya cenderung kecil. Contoh kamera tipe ini adalah Fujifilm x30, Leica D- Lux 6, Sony RX 100.
  • Rangefinder camera. Sebenernya rada mirip dengan mirrorless, namun yang membedakan adalah cara fokusnya yang unik. Silahkan di googling mengenai cara rangefinder camera menfokus. Kamera rangefinder juga dapat diganti lensanya, dan memiliki ukuran sensor yang besar (sampai dengan full frame!)Kamera tipe ini didominasi oleh pemain kamera supermewah Leica. Contoh kamera tipe ini Lieca M series.
Itulah kira-kira jenis kamera yang beredar sekarang ini. Tentunya ada kamera lain seperti kamera handphone ataupun sport kamera seperti Xiaomi Yi atau go pro. Kamera-kamera itu bisa masuk ke kategori compact camera.

Adapuns setelah mengenal tipe-tipe kamera, tentunya kita perlu mengenal istilah-istilah dalam kamera, dan istilah dalam fotografi itu sendiri. Berikut adalah istilah-istilah basic dan menurut penulis penting untuk awal mengenal fotografi.

  • Full Frame. Full frame mengacu ke ukuran sensor. Sensor kamera dapat dikatakan full frame jika memiliki ukuran sebesar ukuran film kamera 35 mm. Sensor kamera full frame menjadi salah satu ciri kamera untuk dapat dikatakan " professional" Ukuran sensor yang besar membuat kamera memiliki performance di low light yang lebih baik, dan yang paling penting depth of field yang lebih dangkal sehingga lebih mudah untuk menfoto bokeh.
  • Sensor kamera. Mengenal istilah full frame tentunya harus didahului dengan mengenal apa itu sensor kamera. Sensor kamera adalah bagian paling vital dalam kamera, selain lensa, dikarenakan di sanalah gambar ditangkap. Semakin besar sensor dalam kamera semakin luas wilayah sensitif di kamera itu yang dapat untuk menangkap gambar, maka notabene semakin baiklah kamera itu, dan semakin mahal pulalah kamera itu. Ukuran sensor kamera dewasa ini beraneka ragam, dari yang paling kecil yang dipakai biasanya di kamera handphone ( berkisar 1/3.2 inch atau 4.54 x 3.42 mm), lalu ada kamera pocket yang biasanya berukuran sensor 1/2.3 atau  berkisar 6.17x 4.55 mm). Kamera mirrorless dan entry level DSLR biasanya dilengkapi dengan ukuran sensor yang cukup besar yakni APS-C  atau 23.6 x 15.6 mm. Full frame sendiri berukuran 36 x 24 mm. Ukuran sensor di atas itu berarti dikategorikan di atas full frame. Conthonya adalah medium format
  • Nilai f/ aperture. Aperture adalah bukaan lensa atau diafragma lensa. Nilai makin kecil menunjukkan bukaan yang makin besar. Contoh f 2.1 lebih besar bukaan lensanya dibanding f 3.4. Semakin besar bukaan lensanya maka cahaya yang masuk dalam waktu singkat akan semakin banyak, sehingga dapat dikatakan lensa lebih cepat. Jadi kalau menfoto di pencahayaan yang kurang, nilai shutter speednya bisa lebih cepat dibanding f yang nilainya lebih besar. Selain itu nilai f yang makin kecil (bukaan makin lebar) akan berbanding lurus dengan depth of field yang lebih sempit, sehingga efek bokeh akan lebih baik. Sebaliknya nilai f yang besar maka depth of field menjadi lebih luas, sehingga cocok untuk menfoto landscape, dimana diperlukan semua gambarnya terlihat tajam. 
  • Depth of field. Biasa disebut juga focus range atau effective focus range adalah jarak diantara objek terdekat dan terjauh di sebuah set lingkungan foto dimana gambar masih akan terlihat tajam. Bayangkan jika ada sebuah boneka kecil di jarak 10 cm dari kamera. Di belakang boneka kecil itu sejauh 30 cm ke belakang ada sebuah mobil-mobilan. Bila kamera depth of fieldnya lebih sempit maka saat difokuskan ke boneka kecil, mobil-mobilan sebagai background akan terlihat lebih blur dibandingkan dengan depth of field yang lebih luas. Ada satu teknik yang memanfaatkan depth of field yang sangat sempit yang sering dinamakan bokeh. 
  • Shutter speed.  Atau exposure time adalah jangka waktu ketika sensor kamera diekspos terhadap cahaya, atau jangka waktu shutter kamera terbuka ketika mengambil gambar. Jumlah cahaya yang masuk ke sensor kamera berbanding lurus dengan lama waktunya shutter. Jadi semakin lama shutternya semakin terang gambarnya karena cahaya yang masuk semakin banyak. Namun saat shutter terlalu lama maka ada kecenderungan gambar akan menjadi blur apalagi bila tidak menggunakan tripod.
  • ISO value.  Singkatnya nilai ISO adalah nilai sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Pada saat jaman kamera film, film kamera mewakili nilai ISO tertentu. Namun dengan kamera digital kita dapat memilih nilai ISO sendiri. Tentunya masih terbatas dengan kemampuan kamera itu sendiri. Nilai ISO yang semakin tinggi, menunjukkian sensitivitas terhadap cahaya yang makin tinggi, sehingga dapat memakai shutter speed yang lebih cepat untuk menfoto dibandingkan bila dengan setting ISO yang lebih rendah. Namun jeleknya semakin tinggi nilai ISO maka noise di gambar akan semakin tinggi. Untuk kamera yang memilki performance ISO yang baik seperti high end DSLR, bahkan untuk nilai ISO yang cukup tinggi seperti ISO 6400 ke atas, performance noisenya masih bisa ditolerir. Kamera dengan sensor yang kecil biasanya akan mentok di ISO 800 untuk dapat menghasilkan gambar yang masih bisa dikatakan layak.. 
  • PSAM. Adalah mode manual di kamera digital. singkatan dari Program, Shutter speed priority, Aperture priority and Manual. Yang paling manual jelas ketebak yakni mode M. Mode M ini kita dapat mengatur sendiri nilai ISO, shutter speed maupun nilai f. Mode Manual ini sangat cocok digunakan bila kita mau menfoto landscape maupun foto malam yang menggunakan long exposure. Atau bila ingin menfoto dengan filte untuk menghasilkan efek foto yang 'dreamy'. Aperture priority adalah kita menentukan angka f-nya atau bukaan lensanya, dan kamera akan otomatis menentukan berapa shutter speed yang diperlukan untuk dapat menghasilkan foto dengan exposure yang diinginkan. Mode ini favorit digunakan oleh para fotorgrafer, dikarenakan fotografer biasanya ingin memilik keluasaan untuk mengatur nilai f-nya karena ini berhubungan dengan depth of field. Shutter priorty adalah saat kita mengatur berapa shutter yang diinginkan dan kamera akan bermain sedniri dengan nilai f-nya untuk dapat menghasilkan foto dengan exposure yang diingikan.Biasanya digunakan bila ingin menfoto dengan menjaga nilai shutter speed tertentu. Misalnya untuk menfoto sport.
  • Camera metering. Metering adalah bagaimana  cara kamera anda menentukan shutter speed yang tepat dan aperture yang tepat, tergantung dengan berapa cahaya yang masuk ke kamera dan nilai sensitifitas sensor kamera itu sendiri. Ini merupakan fitur di kamera modern dimana kamera dapat menentukan apakah exposure yang diperlukan dalam mengambil suatu gambar sudah mencukupi atau belum. Indikatornya biasanya berupa bar/ garis dimana ke kanan semakin plus ke kiri semakin minus. Di tengah tengah merupakan exposure yang pas. Bila indikator terlalu ke kanan berarti overexpose, bila terlalu ke kiri ( minus) berarti underexpose. Adapun beberapa mode metering yang umum ditemukan di kamera digital dewasa ini: 
    • Matrix metering ( Nikon) atau evaluate metering (canon). Biasanya merupakan default dari kebanyakkan DSLR. Dengan mode ini kamera akan membagai seluruh frame ke dalam multiple zones, dimana semua zone akan dianalisis secara individual untuk cahayanya. Salah satu faktor yang akan diutamakan oleh mode ini adalah bila fotografer menentukan titik fokusnya pada suatu objek tertentu. Maka metering sistem akan lebih fokus kepada titik itu (fokus untuk menentukan cahaya yang tepat secara prioritas ke titikk fokus itu)
    • Center weighted metering. Metering mode ini akan membuat kamera akan fokus ke bagian tengah dari frame dan sekelilingnya dan mengabaikan bagaian sudut-sudut dari frame. Bila memilih mode ini kamera akan mengignore titik fokus yang kamu tentukan dan akan lebih fokus terhadap bagian tengah dari frame. Mode 
    • Spot metering. Metering mode ini akan membuat kamera fokus terhadap titiik fokus yang sudah kamu pilih dan menginore bagian lainnya. Mode ini cocok untuk bila kamu ingin mengambil suatu objek tertentu dimana kamu ingin objek tersebut benar exposure cahaya, tidak perduli backgroudnya sendiri akan kurang terlihat.  Mode ini cocok untuk mengisolasi objek.
  • Focal length. Simpelnya focal length adalah jarak antara lensa kamera dengan sensor kamera biasanya ditulis dalam mm, contohnya 28 mm, 50 mm dan 100 mm.  Untuk kamera dengan lensa zoom biasanya akan ditulis focal length terendah dan tertingginya semisal lensa 18-50 mm. Adapun penjelasan mengenai focal length, semakin rendah nilai focal lengthnya maka akan semakin wide area fotonya, semakin jauh pula jarak lensa dengan objek yang difoto, sehingga menghasilkan gambar dengan cakupan yang lebih luas. Lensa yang masuk kategori ini seperti lensa 18 mm atau 28 mm. Cocok digunakan untuk foto pemandangan landscape dimana sebisa mungkin mendaptkan area foto yang luas. Semakin tinggi nilai focal lengthnya berarti jarak dengan subjek tertentu akan semakin dekat ( semakin zoom) namun area foto akan menjadi semakin sempit (cenderung fokus terhadap objek tertentu itu saja) . Lensa 50 mm adalah lensa favorit untuk fotografi potrait manusia. Dan semakin dekat lensa dengan objek ( semakin zoom) maka depth of fieldnya juga semakin sempit, mengakibatkan efek foto bokeh yang baik. 
Sebenernya masih banyak hal lagi yang dapat dishare tentang dunia fotografi. Namun hal di atas adalah hal yang penulis rasa paling basic. Dengan melakukan eksplorasi sendiri tentunya akan lebih banyak lagi hal yang akan didapat dan tentunya semakin baiknya tingkatan kemampuan fotografinya. Silakan berexplore!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Bad Lab - Sculpting Hair Clay

Fenomena Alam Gravitasi Bumi Berkurang pada 2 Januari 2015