Postingan

PhotoFun is coming back

Gambar
  Pandemic is over! After 2 years we have been restricted to going abroad, or just being hang out together was a crime, now after the booster vaccine have been registered, and I think more than 80 % of Indonesia population have their full vaccine dose, Indonesia government started to ease the covid related regulation. The same with many other countries. You can see that flight schedule become tight again. Since now we can go to Singapore without need to be quarantine, of course, the demand to go to Singapore become so high, which make the ticket price become ridiculous. However, most of Indonesian of course choose to travel to other Indonesia beautiful region, such as Bali. However, it ain't no cheap, especially with the rumor that Borobudur ticket will be revised into Rp750 k for local.  Some other persons, like me have a simple hobby such as photography. And of course, photography event become arise again.  One of photography event that I mostly join is the one that bei...

Christmas in Jakarta

Gambar
Christmas is coming to town! Eureka! Indonesia has successfully mitigated the coronavirus spread, in such that in this December 2021, we actually can celebrate Christmas. It has been too long, since we can spend quality time hanging around with family and friend at communal place such as Kota Tua Jakarta. Since the pandemic, this historical place has been closed down for quite a while. However since the Covid-19 case has been decreased significantly for the last couple of months, this December 2021, not even re-open, Kota Tua Jakarta was also decorating himself. Despite of being a Moslem majority country, Jakarta showed that they are safe place for others religion as well. A giant Christmas tree being stationed during this festive period, in the middle of Town square, just in front of Museum Fatahillah. This was part of the campaign " Christmas in Jakarta". There was even Christmas night market in Kota Tua, until 23 December 2021. They had also event, like at overseas, Christ...

Nikon D3500 review dan Potrait

Gambar
  Nikon D3500 adalah sebuah kamera DSLR entry level dengan format DX. Bagi yang tidak familiar dengan format-format di kamera Nikon, format DX berarti merujuk ke ukuran sensor yang berukuran APS-C, yaitu sekitar 24x16 mm. Dibandingkan dengan format FX ( Full frame)  yang memiliki sensor sebesar 24x36mm.  Perbandingan ukuran sensor. Image from : Photoseek.com Seperti terlihat di gambar atas, Nikon DX berarti memiliki crop factor sebesar 1,5x. Implikasi dari crop factor adalah, apabila kita menggunakan lensa FX (full frame lense) di kamera Nikon format DX, ambil contoh kita menggunakan lensa FX 50 mm. Maka akan setara menjadi 75 mm di kamera DX, alias akan lebih nge-zoom, dan area gambarnya akan lebih sempit, dibandingkan apabila menggunakan lensa FX di body FX di jarak yang sama. Nikon D3500 diumumkan pada tanggal 30 Agustus 2018, dimana official release -nya sebulan kemudian di 20 September 2018. Jadi sudah sekitar 3 tahun lalu. Ini merupakan seri lanjutan dari pendahulun...

Liburan ke Puncak Naik Kereta

Masa pandemi yang masih berkelanjutan membuat banyak orang kangen akan kegiatan yang saat sebelum pandemi adalah kegiatan yang normal dilakukan, yaitu liburan. Setelah berhasil melewati masa-masa genting dimana terjadi lonjakan kasus besar-besaran Covid 19 di Indonesia yang berimbas dengan lockdown ketat, akhirnya Indonesia berhasil menurunkan jumlah kasus dengan cukup signifikan. Bahkan dapat mencapai positivity rate di angka bawah 5 persen, lebih baik dibandingkan yang distandarkan oleh WHO. Pembatasan kegiatan pun mulai dilonggarkan.  Untuk melepas penat sejenak, dan melepas kangen, aku dan teman-teman merencanakan satu hari staycation. Kami pun memilih daerah puncak sebagai tempat pelepasan penat, dikarenakan jarak yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, dan memiliki suasana yang sejuk, dan setidaknya tidak terlalu terlihat seperti sedang di kota. Ternyata cukup sulit juga untuk mendapatkan tempat penginapan yang kosong, bahkan hanya untuk weekend saja. Tempat-tempat yang populer...

New Face of Pecinan Jakarta

Gambar
It was quite a sunny Sunday. I decided to have a nostalgic sightseeing to ' China town' Jakarta. It is Glodok area. This China Town has a lot of story some sad and terrifying story, others just nostalgic story. This is a place if you would like to have a Chinese and Peranakan culinary experience. There are lot of shops that sell traditional chinese medicine, sweets that you can buy by weight, and old coffeeshop. I rode busway from my apartment in Greenbay pluit and depart at Glodok station. It is quite easy, and it is not that far from my apartment ( only around 5,6 km).  I planned to visit one of the newest mall (it is actually renovated from Gloria Building). It has a oriental style building, which is a very unique structure in Jakarta. Located just across the famous Chandra Buiding, Pancoran China Town point surrounded by bustling and busy shop houses and street vendors, just like old days Pancoran Chinatown Point - Reflection of Cultural Diversity & Urban Sophistication...

Review Bad Lab - Sculpting Hair Clay

Gambar
  Bad Lab merupakan salah satu produk grooming  pria yang berasal dari Malaysia.  Dari branding  nama, maupun desain dari produknya, produk bad lab seperti ingin memberikan image  penggunanya pria-pria cool, sedikit bad boy , namun stylish. Seperti yang kita tahu, stereotype pria-pria bad boy  masih menjadi gandrungan para wanita. Dan branding inilah yang ingin didepankan oleh produk ini. Para pria muda yang berani, sedikit liar, namun tetap cool dan unpredictable. Produk Bad Lab yang kali ini aku review adalah produk hair clay- nya. Hair clay ini adalah water based, jadi lebih mudah untuk dicuci. Packaging produknya cukup simple, dengan hanya tiga warna hitam, putih dan coklat keemasan. Kemasan hair clay  ini adalah 50 gram.  Terdapat  gambar sketsa Singa di tutup produknya, dengan tulisan Bad Lab  yang dibuat menyerupai tanda +. Overall saya suka dengan designnya, cocok dengan branding yang ingin ia tampilkan, yakni cool dan ...

Feminisme dan Konsensual

Bila merefleksikan sejarah masa lalu, maka tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan wanita di masa lalu, terutama di Indonesia tidak memiliki banyak pilihan. Jangankan pendidikan universitas, sudah dapat sekedar membaca ataupun menulis saja sudah bisa dikatakan cukup beruntung. Saat itu memang kondisi kesetaraan antara pria dan wanita bahkan belum menjadi suatu ide yang  terpikirkan ataupun masuk wacana. Opsi wanita saat itu saat sudah menjadi dewasa dapat dikatakan satu pintu saja. Dijodohkan, lalu dikawinkan. Dan saat sudah menjadi istri maka ia akan diperlukan untuk mengabdi ke suami, mengurus anak dan rumah tangga. Pembagian tugasnya sudah tetap, dan cenderung stigma. Pria mencari nafkah ke luar rumah, wanita diam di rumah mengurus dapur.  Meskipun bila dilihat dari kacamata jaman sekarang, hal ini sudah menjadi tidak masuk akal dan relevan lagi, namun bila berkacamata dari orang jaman dulu tentu hal ini adalah hal yang normal, dan sudah menjadi comfort zone  mereka....