Liburan ke Puncak Naik Kereta

Masa pandemi yang masih berkelanjutan membuat banyak orang kangen akan kegiatan yang saat sebelum pandemi adalah kegiatan yang normal dilakukan, yaitu liburan. Setelah berhasil melewati masa-masa genting dimana terjadi lonjakan kasus besar-besaran Covid 19 di Indonesia yang berimbas dengan lockdown ketat, akhirnya Indonesia berhasil menurunkan jumlah kasus dengan cukup signifikan. Bahkan dapat mencapai positivity rate di angka bawah 5 persen, lebih baik dibandingkan yang distandarkan oleh WHO. Pembatasan kegiatan pun mulai dilonggarkan. 

Untuk melepas penat sejenak, dan melepas kangen, aku dan teman-teman merencanakan satu hari staycation. Kami pun memilih daerah puncak sebagai tempat pelepasan penat, dikarenakan jarak yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, dan memiliki suasana yang sejuk, dan setidaknya tidak terlalu terlihat seperti sedang di kota. Ternyata cukup sulit juga untuk mendapatkan tempat penginapan yang kosong, bahkan hanya untuk weekend saja. Tempat-tempat yang populer bahkan sudah fully booked sampai dengan Bulan Desember. Namun akhirnya kami mendapatkan sebuah villa di daerah Vimala Hills. Villa ini berukuran cukup besar, sehingga dapat menampung jumlah kami berdua belas orang. Fasilitas di vila itu juga cukup lengkap, terdapat kitchen set yang lengkap ( bahkan ada rice cooker), smart tv dan karaoke sebagai entertainment, tenis meja, dan perlengkapan barbeque. Kompleks vimala hills sendiri adalah perumahan / vila elite, dimana juga terdapat hotel dan resort Pullman. Lokasinya sendiri tidak terlalu jauh dari stasiun bogor. Terdapat fasilitas berupa club house, dimana terdapat kolam renang berukuran sedang, fitnes center, tempat bermain anak-anak, lapangan tenis, dan terdapat juga minimarket indomaret untuk membeli kebutuhan sehari-hari. 

Untuk transportasi, pada awalnya kami hendak menyewa mobil. Namun dengan menimbang biaya beserta memang kami ingin mencoba sedikit berpetualang, kami memutuskan untuk menggunakan transportasi umum, kereta api. Untungnya juga saat itu pembatasan PPKM sudah dilonggarkan, jadi syarat untuk naik kereta api hanya perlu menggunakan aplikasi peduli lindungi dan sudah divaksin. Namun sebagai langkah preventif kami juga bersepakat untuk melakukan test antigen H-1 sebelum perjalanan. 

Karena aku tinggal di daerah Pluit Jakarta Utara, stasiun kereta api terdekat dariku adalah stasiun Jakarta Kota. Kebetulan juga stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun keberangkatan awal, dimana tujuan akhirnya salah satunya stasiun bogor. Hari itu Sabtu tanggal 16 Oktober 2021, jam 9 pagi, suasana di stasiun Jakarta Kota tidak terlalu ramai. Perjalanan menuju stasiun Bogor memakan waktu sekitar 2 jam ( dikarenakan beberapa kali kereta juga perlu berhenti di sejumlah stasiun). Beruntungnya sampai dengan Bogor, tidak terlalu banyak penumpang, sehingga aku bisa duduk sepanjang perjalanan. Akhirnya, sekitar jam 11 siang, aku sudah tiba di stasiun Bogor.

Dari stasiun bogor, kami mampir dulu ke tempat untuk membeli snack duren, di restoran/cafe kecil bernama Belah Duren. Dari sana baru kami menyewa grab mobil untuk menuju tempat menginap kami di Vimala Hills.

Hanya membutuhkan waktu perjalanan sekitar 30-40 menit untuk menuju kawasan vimala hills. Satu-satunya masalah waktu itu adalah jalan gadog yang diberlakukan buka tutup. Akhirnya kami lewat jalan belakang, sedikit memutar lewat Jalan Pertanian, dan berhasil juga masuk ke kawasan Vimala Hills. Rombongan aku sendiri menggunakan Gocar Large, dan dengan menggunakan diskon dari kupon yang tersedia, hanya memakan biaya sebesar Rp46.000. Total biayaku untuk mencapai puncak , dengan tiket kereta sebesar Rp.6000 jadi hanya sebesar Rp 52,000. ( belum termasuk dengan biaya toll).

Sebelum menuju penginapan, kami makan dulu di restoran di kawasan Vimala bernama Talaga Sampireun. Restoran ini menyajikan makanan khas Sunda dengan suasana alam asri khas daerah pegunungan. Terdapat pilihan tempat duduk lesehan dan meja. Kami memilih menu paket seharga Rp1.100.000, dimana dibagi untuk 12 orang. 

Setelah selesai makan, kami pun menuju ke vila. Dari rombongan kami ada satu orang yang membawa mobil. Jadi para wanita beserta barang naik ke mobil, sedangkan para pria memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke vila. Jarak antara restoran sampai ke vila hanya sekitar 1,3 km. Sepanjang jalan kaki kami disungguhkan dengan pemandangan cantik kawasan tersebut dengan pohon-pohon yang rindang. Suasana yang sempurna selagi olahraga ringan membakar kalori makanan dari makan siang di Talaga Sampireun sebelumnya. Di tengah perjalanan kami juga menemukan Club house, dimana kami mampir dulu untuk memberi minuman di Indomaret. Di club house itu juga terdapat sebuah cafe bernama Kopi Oey. Sepanjang perjalanan, kami juga menemukan Deer Park. Deer park itu terlihat seperti tempat bermain anak-anak dengan beberapa fasilitas permainan standar anak-anak ditemukan di sana. Aku tidak bisa bercerita banyak mengenai tempat itu, karena kami tidak mampir ke sana.

Sesampainya di villa, kami pun menghabiskan waktu bersantai-santai sambil berkaraoke. Sebagian juga bermain tenis meja, ataupun sekadar duduk santai di gazebo taman sambil merokok. Malam harinya kami barbequean dan makan-makan sambil mengobrol. Lalu lanjut berkaraoke sambil bercanda gurau sampai tengah malam dan kantuk melanda, lalu kami tertidur. 

Keesokan paginya, di hari terakhir, sebagian dari kami berenang di club house. Para wanita joging pagi sambil foto-foto, sisanya santai-santai sambil ngopi dan mengobrol di vila. Hari itu adalah hari terakhir, dan kami harus checkout sebelum jam stngah 1 siang. Liburan singkat kami pun berakhir. Meskipun hanya singkat , bahkan tidak sampai 2 hari, namun liburan ini sangat efektif dan dapat merefresh pikiran penat kami, sebelum balik ke aktivitas kantoran kami. Ini juga merupakan liburan pertamaku ke puncak menggunakan kereta. Sungguh merupakan pengalaman yang sungguh menyenangkan.

Komentar